Skip to main content

PEDOMAN PEMANTAPAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN

PEDOMAN PEMANTAPAN
NILAI-NILAI KEBANGSAAN

Para pendiri bangsa (The Founding Fathers) telah berhasil mengangkat nilai-nilai yang terkandung di dalam khasanah kehidupan masyarakat Indonesia maupun ajaran para leluhur, sebagai nilai-nilai kebangsaan Indonesia. 
Lemhannas RI selanjutnya merumuskan Pemantapan nilai-nilai kebangsaan berlandaskan pada pemikiran historis, landasan filosofis, landasan yuridis, landasan sosiologis, dan landasan teori. 

Sebagai konsepsi, nilai-nilai kebangsaan mengacu kepada konsensus dasar bangsa yang unsur-unsurnya terdiri dari :
  • Falsafah bangsa Pancasila. Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari falsafah Pancasila  apabila ditelaah secara menyeluruh esensinya sebagai berikut :
  1. Nilai Religius, memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi berdasarkan agama dan keyakinan yang dipeluknya;
  2. Nilai Kekeluargaan, memiliki nilai-nilai kebersamaan dan senasib sepenanggungan;
  3. Nilai Keselarasan, memiliki kemampuan beradaptasi atau kearifan lokal;
  4. Nilai Kerakyatan, memiliki sifat keberpihakan kepada rakyat Indonesia dalam merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan pemerintah Negara. 
Secara keseluruhan, esensi nilai-nilai kebangsaan tersebut adalah: Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Sila Persatuan Indonesia, Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

  • Konstitusi Negara UUD tahun 1945. Di dalam pembukaan UUD Negara RI tahun 1945 terkandung nilai-nilai : Kesadaran Hakiki, pengakuan akan kebenaran perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia, kesadaran rakyat sebagai manusia religius, serta kesadaran bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan dengan sepenuh pengorbanan didasarkan pada keinginan luhur bukan atas kepentingan sesaat serta tujuan nasional dan tujuan bagi penyelenggaraan  negara. 
  • Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah : Nilai Kesatuan Wilayah, Nilai Persatuan Bangsa, Nilai Kemandirian. 
  • Semboyan Bangsa Bhineka Tunggal Eka. Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari semboyan Bhineka Tunggal Eka adalah : Nilai Toleransi, Nilai Keadilan, Nilai Gotong Royong/Kerjasama Pada dasarnya pemantapan nilai-nilai kebangsaan tetap menjaga  

"Keseimbangan (Balance) antara moralitas Institusional (Institution Morality)/ Kelembagaan Negara, moralitas sosial (Social Morality) yang menyangkut kepentingan umum dan masyarakat, moralitas sipil (Civil Morality) serta moralitas global (Global Morality)."

Popular posts from this blog

PELAKSANAAN SSDN DAN SSLN PPSA XVI TAHUN 2009

PELAKSANAAN SSDN DAN SSLN  PPSA XVI TAHUN 2009 Sebagai bagian dari Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XVI para peserta wajib melaksanakan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) dan Studi Strategis Luar Negeri (SSLN) yang dilaksanakan pada periode Blok II (Bin Tannas/ Bin Gatra) dan pada Blok III (B S. Lingkungan Strategis Kontemporer). Untuk SSDN dilaksanakan di provinsi Jambi, Jabar, Kaltim, dan Papua Barat dengan judul kegiatan “Good Governance di provinsi guna keberhasilan pembangunan didaerah dalam mendukung pembangunan nasional”. Sedangkan untuk SSLN di laksanakan di negara Rusia, Austria, Belanda, dan Maroko dengan judul kegiatan “ Membangun hubungan antar negara guna mengoptimalkan Good Governance dalam rangka pembangunan nasional”. Kegiatan SSDN dan SSLN, merupakan metoda pendidikan yang dikembangkan Lemhannas RI guna memperoleh informasi, data dan fakta melalui berbagai pertemuan/tatap muka dan diskusi secara langsung dengan para pejabat, akademisi pe...

MENINGKATKAN DUKUNGAN ANGGARAN MILITER GUNA TERWUJUDNYA PERTAHANAN NEGARA YANG KUAT DALAM RANGKA MENJAGA KEDAULATAN DAN KEUTUHAN NKRI

PENGKAJIAN STRATEGIS LEMHANNAS RI Lemhannas RI menyelenggarakan Round Table Discussion (RTD) Pengkajian Strategik tentang ”Meningkatkan dukungan anggaran militer guna terwujudnya Pertahanan Negara yang kuat dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI”.   Dalam Keynote Speechnya, Gubernur Lemhannas RI antara lain menyampaikan bahwa dukungan Alutsista yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitasnya bagi TNI dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sangat penting, mengingat ancaman militer semakin eskalatif sebagai akibat pengaruh lingkungan strategik. Dalam 5 tahun terakhir ini (2005- 2009), dukungan anggaran militer melalui APBN belum memadai. Dari kebutuhan minimal bidang pertahanan yang diajukan Departemen Pertahanan hanya terealisir sekitar 30% nya, yaitu sekitar 3,3% APBN atau kurang dari 1% PDB. Dengan dukungan anggaran yang terbatas tersebut, penyelenggaraan fungsi pertahanan yang dilaksanakan TNI tentu tidak maksimal.  Untuk itu harus dapat...

UGM Dies Natalis Board pays Courtesy Call to Governor of Lemhannas RI / Panitia Dies Natalis UGM Lakukan Audiensi dengan Gubernur Lemhannas RI

Panitia Dies Natalis UGM Lakukan Audiensi dengan Gubernur Lemhannas RI/  UGM Dies Natalis Board pays Courtesy Call to Governor of Lemhannas RI Informasi Indonesia : Gubernur Lemhannas RI melakukan audiensi dengan perwakilan dari Panitia Dies Natalies Universitas Gadjah Mada (UGM) ke-68. Audiensi yang bertempat di Ruang tamu Gubernur Gedung Trigatra LemhannasRI pada Senin (11/12) tersebut membahas mengenai acara Seminar Nasional yang akan digelar sebagai bagian dari rangkaian dari Dies Natalis yang bertema “Bersama UGM, Bela Bangsa dan Negara”. Ketua Dies Natalis Dr. Harry Supriyono, S.H., M.Si. mengungkapkan bahwa tema yang diambil dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi saat ini. “Bela bangsa kan imejnya luas, jadi bukan bicara dari sisi keamanan dan pertahanan tapi juga dari pendidikan. Nah, ini juga yang jadi concern kami sebenarnya adalah pendidikan,” ungkap Harry Supriyono.  Menghadapi tantangan global, lanjutnya, seringkali terjadi kehilangan momentum dan pe...