GEO LEADERSHIP SEBAGAI SIFAT PEMIMPIN MASA DEPAN
Pentingnya sosok pemimpin menurut Prof. DR. Muladi, SH, pada acara “Dialog Interaktif Leaders of Indonesia satu”,
tidak terlepas dari suatu sistem untuk menemukan informasi secara cepat, mudah, dan kategoris tentang
standarisasi kualitas kepemimpinan yang relevan dengan konteks universal dan partikularistik. Atas dasar tersebut
para pemimpin nasional di semua lini baik secara individual maupun kelompok diharapkan memiliki bekal yang
kuat untuk mampu memecahkan kompleksitas permasalahan nasional, dengan cara-cara yang lebih profesional,
elegan, dan bermartabat, dengan prinsip “cheaper, faster and better” tanpa melalui konflik-konflik yang melelahkan
antar sesama komponen bangsa maupun pimpinan nasional. Perpaduan antara kemampuan konseptual dan
empirik akan selalu meningkatkan bobot kinerja dan capaian (performance and achievement) seorang pemimpin,
yang tidak hanya reaktif semata tetapi juga proaktif dan antisipatif.
“Geo Leadership” yang sifatnya Universal pada hakekatnya
meliputi 4 (empat) kategori moralitas dan Akuntabilitas
(rasa tanggung jawab), yaitu:
a. Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat Sipil atau
Individual;
b. Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat Sosial
Kemasyarakatan;
c. Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat Institusional
atau Kelembagaan; dan
d. Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat Global/
Universal.
Nilai-nilai tersebut bersifat objektif-rasional dan
menjauhi hal-hal yang berkonotasi subjektif-emosional
dan primordialistik seperti dikotomi Tua-Muda, JawaNon
Jawa, TNI-Non TNI, lama-baru dan sebagainya
yang jauh dari semangat “Indonesian Incorporated” yang merupakan refleksi dari sesanti Bhinneka
Tunggal Ika yang sangat menjunjung tinggi pluralisme
yang konstruktif dengan selalu berusaha untuk
mendayagunakan semua resources nasional.
Karakter-karakter yang bersifat umum (General
Characteristics) dan karakter yang bersifat khas (Unique,
Particularistic or Specific Characteristics) atau karakteristik
“Geo Leadership” merupakan kekhasan karakter
kepemimpinan Indonesia dengan mempertimbangkan
elemen-elemen geografis dan semangat lintas kultural
yang konstruktif dalam masyarakat yang bersifat
multikultural yang mampu menerapkan prinsip “leading
others across geographies and cultures”.
Salah satu mekanisme mendapatkan pemimpin adalah
melalui pesta demokrasi dalam bentuk Pemilu Legislatif
dan Pilpres 2009 yang bersifat langsung, umum, bebas,
dan rahasia (luber) dan jujur dan adil (jurdil), yang secara
universal merupakan salah satu “core values” demokrasi,
akan memilih para pemimpin di lingkungan lembaga
legislatif (DPR, DPD, dan DPRD Provinsi Kabupaten/
Kota), dan Kepala Negara.
Pada kenyataannya yang diharapkan oleh bangsa
Indonesia di era globalisasi saat ini dan di masa datang
adalah tidak hanya pemimpin yang kuat yang memiliki
perpaduan karakter sebagai manajer, leader (pemimpin)
dan statesman (negarawan) dengan standar universal,
tetapi juga memiliki kesetiaan terhadap nilai-nilai
partikularistik berupa wawasan kebangsaan yang tidak
diragukan.