Skip to main content

PEMIMPIN YANG BERKUALITAS


How to be good leader and leadership

"NEGARA HARUS MEMPERTAHANKAN BUDAYA KITA TIDAK BOLEH BERFIKIR SECARA FRAGMENTIS ATAU SEPOTONG-SEPOTONG TETAPI HARUS BERFIKIR SISTEMIK DAN BERORIENTASI PADA TUJUAN YANG BESAR ATAU GRAND STRATEGY"


CARA MENJADI PEMIMPIN YANG BERKUALITAS

Cara memilih pempimpin dalam praktik kepemimpinan guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Seorang pemimpin yang baik haruslah seseorang yang mampu berfikir secara rasional bukan dengan emosional. Pemimpin yang super power itu harus berdarah dingin dan baik, mempunyai pemikiran yang sifatnya rasional daripada emosional. Pemimpin itu dipilih karena visi dan misinya yang menjanjikan.

Ada satu pemikiran dimana pepimpin harus melihat kebijakan sebagai mekanisme pengintegrasi, menanggap kemajuan teknologi, ekonomi dan lain-lain sebagai sumber daya itu tidak menjadi masalah, namun yang terpenting adalah tujuan politik apa yang ingin dicapai oleh suatu negara. "Negara harus mempertahankan budaya, kita tidak boleh berfikir secara fragmentis atau sepotong-sepotong, tetapi harus berfikir sistemik, dan berorientasi pada tujuan yang besar atau grand strategy.

Yang selanjutnya tidak kalah pentingnya sikap yang harus dimiliki oleh pemimpin yakni dapat melihat segala persoalan secara menyeluruh, karena setiap subsistem saling terkait satu sama lain. "Bukan hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok tapi menyeluruh. Kalau merubah sesuatu pasti yang lain bisa berubah dan ada keterbukaan antar subsistem yang tidak boleh di tutup-tutupi, harus transparansi.

Sosok pemimpin harus mampu mengendalikan kehidupan, baik organisasi kecil maupun nasional, dimana orang bisa memotivasi pengikutnya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan bersama. "Inti dari kepemimpinan ada visi ada simpati. Visi jelas mengenai kehidupan, dan menimbulkan simpati, baik internal maupun eksternal antar negara."

Terkait beberapa karakter sistem demokrasi yang baik seperti disentralisasi kewenangan, adanya promosi (kemajuan) dan perlindungan HAM, kebebasan pers yang harus dikawal secara profesional, penghargaan terhadap civil society seperti eksistensi dari bebagai LSM maupun kelompok manysarakat madani, serta kontrol sipil terhadap militer. Kepemimpinan terbagi atas empat kelompok, yakni:


LEADERSHIP
MANAJERIAL
STATESMANSHIP (Negarawan)
GEO LEADERSHIP

Popular posts from this blog

RTD LEMHANNAS RI TENTANG PENGELOLAAN INDUSTRI PARIWISATA

RTD LEMHANNAS RI TENTANG PENGELOLAAN INDUSTRI PARIWISATA Dalam Round Table Discussion (RTD) yang diselenggarkan Lemhannas 6 Agustus 2009, Dr. Setyanto mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia seharusnya mengikuti jejak Koizumi, menyiapkan kerangka tinggal landas pariwisata Indonesia terutama setelah terjadinya berbagai musibah teror yang tahun ini ditandai dengan Bom Mega Kuningan atau Bom Mariott II, karena sebenarnya aset pariwisata Indonesia sudah disediakan oleh Sang Maha Pencipta bagi rakyat Indonesia, hanya memerlukan pengelolaan secara profesional saja, untuk dimanfaatkan bagi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. Hal tersebut sangat penting, sebab Berdasarkan data yang dikutip dari WTO, pada tahun 2000 wisatawan manca negara (wisman) internasional mencapai jumlah 698 juta orang yang mampu menciptakan pendapatan sebesar USD 476 milyar. Pertumbuhan jumlah wisatawan pada dekade 90-an sebesar 4,2 % sedangkan pertumbuhan penerimaan dari wisman sebesar 7,3 %, bahkan di 28 negara...

PELAKSANAAN SSDN DAN SSLN PPSA XVI TAHUN 2009

PELAKSANAAN SSDN DAN SSLN  PPSA XVI TAHUN 2009 Sebagai bagian dari Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XVI para peserta wajib melaksanakan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) dan Studi Strategis Luar Negeri (SSLN) yang dilaksanakan pada periode Blok II (Bin Tannas/ Bin Gatra) dan pada Blok III (B S. Lingkungan Strategis Kontemporer). Untuk SSDN dilaksanakan di provinsi Jambi, Jabar, Kaltim, dan Papua Barat dengan judul kegiatan “Good Governance di provinsi guna keberhasilan pembangunan didaerah dalam mendukung pembangunan nasional”. Sedangkan untuk SSLN di laksanakan di negara Rusia, Austria, Belanda, dan Maroko dengan judul kegiatan “ Membangun hubungan antar negara guna mengoptimalkan Good Governance dalam rangka pembangunan nasional”. Kegiatan SSDN dan SSLN, merupakan metoda pendidikan yang dikembangkan Lemhannas RI guna memperoleh informasi, data dan fakta melalui berbagai pertemuan/tatap muka dan diskusi secara langsung dengan para pejabat, akademisi pe...

MENINGKATKAN DUKUNGAN ANGGARAN MILITER GUNA TERWUJUDNYA PERTAHANAN NEGARA YANG KUAT DALAM RANGKA MENJAGA KEDAULATAN DAN KEUTUHAN NKRI

PENGKAJIAN STRATEGIS LEMHANNAS RI Lemhannas RI menyelenggarakan Round Table Discussion (RTD) Pengkajian Strategik tentang ”Meningkatkan dukungan anggaran militer guna terwujudnya Pertahanan Negara yang kuat dalam rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI”.   Dalam Keynote Speechnya, Gubernur Lemhannas RI antara lain menyampaikan bahwa dukungan Alutsista yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitasnya bagi TNI dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sangat penting, mengingat ancaman militer semakin eskalatif sebagai akibat pengaruh lingkungan strategik. Dalam 5 tahun terakhir ini (2005- 2009), dukungan anggaran militer melalui APBN belum memadai. Dari kebutuhan minimal bidang pertahanan yang diajukan Departemen Pertahanan hanya terealisir sekitar 30% nya, yaitu sekitar 3,3% APBN atau kurang dari 1% PDB. Dengan dukungan anggaran yang terbatas tersebut, penyelenggaraan fungsi pertahanan yang dilaksanakan TNI tentu tidak maksimal.  Untuk itu harus dapat...