"NEGARA HARUS MEMPERTAHANKAN BUDAYA KITA TIDAK BOLEH BERFIKIR SECARA FRAGMENTIS ATAU SEPOTONG-SEPOTONG TETAPI HARUS BERFIKIR SISTEMIK DAN BERORIENTASI PADA TUJUAN YANG BESAR ATAU GRAND STRATEGY"
CARA MENJADI PEMIMPIN YANG BERKUALITAS
Cara memilih pempimpin dalam praktik kepemimpinan guna mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Seorang pemimpin yang baik haruslah seseorang yang mampu berfikir secara rasional bukan dengan emosional. Pemimpin yang super power itu harus berdarah dingin dan baik, mempunyai pemikiran yang sifatnya rasional daripada emosional. Pemimpin itu dipilih karena visi dan misinya yang menjanjikan.
Ada satu pemikiran dimana pepimpin harus melihat kebijakan sebagai mekanisme pengintegrasi, menanggap kemajuan teknologi, ekonomi dan lain-lain sebagai sumber daya itu tidak menjadi masalah, namun yang terpenting adalah tujuan politik apa yang ingin dicapai oleh suatu negara. "Negara harus mempertahankan budaya, kita tidak boleh berfikir secara fragmentis atau sepotong-sepotong, tetapi harus berfikir sistemik, dan berorientasi pada tujuan yang besar atau grand strategy.
Yang selanjutnya tidak kalah pentingnya sikap yang harus dimiliki oleh pemimpin yakni dapat melihat segala persoalan secara menyeluruh, karena setiap subsistem saling terkait satu sama lain. "Bukan hanya mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok tapi menyeluruh. Kalau merubah sesuatu pasti yang lain bisa berubah dan ada keterbukaan antar subsistem yang tidak boleh di tutup-tutupi, harus transparansi.
Sosok pemimpin harus mampu mengendalikan kehidupan, baik organisasi kecil maupun nasional, dimana orang bisa memotivasi pengikutnya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan bersama. "Inti dari kepemimpinan ada visi ada simpati. Visi jelas mengenai kehidupan, dan menimbulkan simpati, baik internal maupun eksternal antar negara."
Terkait beberapa karakter sistem demokrasi yang baik seperti disentralisasi kewenangan, adanya promosi (kemajuan) dan perlindungan HAM, kebebasan pers yang harus dikawal secara profesional, penghargaan terhadap civil society seperti eksistensi dari bebagai LSM maupun kelompok manysarakat madani, serta kontrol sipil terhadap militer. Kepemimpinan terbagi atas empat kelompok, yakni:
LEADERSHIP
MANAJERIAL
STATESMANSHIP (Negarawan)
GEO LEADERSHIP